Dukung Ketahanan Pangan, Aipda Emilius Johan Dampingi Petani Jagung di Desa Nao

Dukung Ketahanan Pangan, Aipda Emilius Johan Dampingi Petani Jagung di Desa Nao

Tribratanewsmanggarai.com-

Satar Mese Utara – Dalam upaya mendukung program ketahanan pangan, Kamis (19/12/2024), Aipda Emilius Johan, Bhabinkamtibmas Desa Nao, Kecamatan Satar Mese Utara, melaksanakan pendampingan kepada para petani jagung di Kampung Pedang, Desa Nao. Kegiatan ini merupakan bagian dari program strategis untuk memperkuat produksi pangan lokal di wilayah tersebut.

Pendampingan dilakukan di lahan seluas 1 hektar yang ditanami komoditi jagung sejak 28 Oktober 2024. Saat ini, tanaman jagung telah mencapai tinggi 1 hingga 1,5 meter dan diperkirakan akan siap panen pada 15 Januari 2025. Desa Nao sendiri memiliki total luas lahan perkebunan jagung mencapai 30 hingga 35 hektar, yang tersebar di berbagai pekarangan rumah, lahan baru, serta lahan yang sebelumnya dikelola.

Menurut data, Desa Nao memiliki 15 kelompok tani (Poktan) yang aktif mengelola lahan pertanian, di antaranya adalah Poktan Mawar, Poktan Sadar Usaha, Poktan Bantang Cama, hingga Poktan Wanita Tani Lorong Wintuk. Peran kelompok tani ini sangat signifikan dalam mendukung program ketahanan pangan nasional, khususnya melalui program TJPS (Tanam Jagung Panen Sapi) yang turut didukung oleh pemerintah desa melalui alokasi Dana Desa untuk penyediaan bibit jagung.

Namun demikian, beberapa tantangan masih dihadapi oleh para petani di Desa Nao. Di antaranya adalah keterbatasan alat berat seperti traktor besar dan traktor tangan untuk menggemburkan tanah, serta kurangnya pasokan pupuk subsidi dari pemerintah. Hal ini menyebabkan sekitar 100 hektar lahan kosong di Desa Nao belum dapat dimanfaatkan secara optimal untuk pertanian.

Desa Nao juga dikenal sebagai salah satu wilayah yang pernah melaksanakan panen raya jagung dan diharapkan terus menjadi contoh sukses dalam pengelolaan lahan pertanian. Aipda Emilius Johan menyatakan bahwa pendampingan ini adalah bentuk dukungan Polri terhadap program ketahanan pangan, sekaligus upaya mendorong petani untuk lebih produktif dalam memanfaatkan lahan yang ada.

“Semoga kehadiran kita di tengah masyarakat dapat memberikan motivasi bagi para petani untuk terus meningkatkan hasil pertanian, khususnya dalam komoditi jagung yang menjadi unggulan di Desa Nao,” ujarnya.

Program ketahanan pangan di Desa Nao diharapkan tidak hanya meningkatkan produksi jagung, tetapi juga kesejahteraan masyarakat desa, dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan kelompok tani.(MBA)